Bismillah wasshalatu wassalam 'ala Rasulillah wa 'ala aalihi wa sohbihi wattabi'iin, amma ba'du.
Allah telah sempurnakan nikmatnya kepada seluruh makhluk-makhluknya, nikmat yang tiada tara, nikmat yang sangat mahal, nikmat yang jika kita gali maka akan muncul beribu-ribu hikmah dibalik nikmat-Nya jalla wa'ala, akal manusia tidak akan pernah bisa menghitung seberapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka, sehingga benarlah apa yang Allah katakan :
(وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ)
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
[Surat Ibrahim 34]
Dalam ayat yang lain Allah berfirman :
(وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ)
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[Surat An-Nahl 18]
Diantara nikmat-nikmat Allah adalah Mata untuk melihat, Telinga untuk mendengar, Lisan untuk berbicara, Kaki untuk berjalan, Tangan untuk menyentuh dan Hati untuk berfikir.
Allah 'azza wa jalla berfirman :
(وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ)
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
[Surat Al-A'raf 179]
(وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ فِيمَا إِنْ مَكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ)
Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya.
[Surat Al-Ahqaf 26]
Namun, sungguh benar tidak sedikit manusia yang melalaikan nikmat Allah ini, tidak menggunakannya untuk hal-hal yang Allah ridhoi, bahkan sebaliknya dengan nikmat-nikmat Allah ini (diantara yang telah disebutkan diatas) mereka gunakan untuk maksiat, untuk membuatnya semakin jauh dari Allah, bahkan yang paling mengerikan adalah sampai membuat Rabb yang Maha Agung menjadi marah dan murka atasnya, karena dia diberi nikmat tapi menggunakannya untuk maksiat dan menyekutukan Allah dengan hawa nafsunya nasalullaha salaamah.
Bukankah diantara kenikmatan yang paling nikmat itu adalah penglihatan? Sehingga dengan kedua mata ini kita bisa melihat berbagai macam warna, berbagai bentuk kekuasaan Allah, keindahan ciptaan-Nya juga keelokannya. Yang dari mata ini akan timbul kesejukan dihati, ketenangan dijiwa, dan menambahkan iman yang ada di dalam dada-dada manusia.
Tapi, bagaimana jikalau mereka tidak menggunakan kedua mata ini untuk melihat hal-hal yang disebutkan tadi? Mereka menggunakan mata mereka untuk melihat maksiat, melihat aurat, melihat laki-laki ataupun wanita yang dilarang untuk dilihat? Tidakkah kita tau apa sebutan yang Rasulullah namai untuk mata yang seperti ini? Yaitu Zina Mata.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasullullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :
كُتِبَ على ابنِ آدمَ نصيبُهُ منَ الزِّنى مدرِكٌ ذلِكَ لا مَحالةَ، فالعينانِ زناهماالنَّظرُ، والأذُنانِ زناهما الاستماعُ، واللِّسانُ زناهُ الكلامُ، واليدُ زناها البَطشُ، والرِّجلُ زناها الخُطا، والقلبُ يَهْوى ويتمنَّى، ويصدِّقُ ذلِكَ الفرجُ ويُكَذِّبُهُ
Telah ditetapkan atas setiap anak Adam bagiannya masing-masing dari Zina, dan pasti akan terkena tidak mungkin tidak, Maka kedua mata zinanya adalah dengan melihat, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berbicara, kedua tangan zinanya adalah menyentuh, kedua kaki zinanya adalah melangkah, dan hati mulai berangan-angan maka kemaluan yang membenarkan tindakan dan mendustakannya.
[Bukhori : 6243, Muslim : 2657]
Kunci pintu kemaksiatan adalah Mata, maka apabila mata ini telah ditancapkan pada pintu tersebut, segala kemaksiatan akan keluar.
Tidaklah laki-laki dan wanita berzina kecuali berawal dari mata yang digunakan untuk memandang lawan jenis mereka yang bukan mahram, dari mata itu akan berlanjut ke hati yang mulai berangan-angan, setelah itu akan muncul ucapan-ucapan yang akan membawanya kepada perbuatan dan tindakan yang berujung kepada dosa besar yaitu zina.
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata:
"Kebanyakannya maksiat itu masuk kepada seorang hamba melalui empat pintu, yang keempat pintu tersebut adalah kilasan pandangan, betikan di benak hati, ucapan, dan tindakan".
Oleh karena itu kedua mata sangat diperintahkan untuk dijaga, sampai sampai Allah mengkhususkan perintah untuk menjaga keduanya didalam ayatnya :
(قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ)
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".
[Surat An-Nur 30]
Tidak hanya untuk orang-orang beriman dari lelaki saja, tapi umum termasuk orang-orang beriman dari kaum wanita, Allah katakan :
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya...
[Surat An-Nur 31]
Meskipun wajah wanita bukanlah aurat, namun bukan berarti kita dibolehkan untuk memandangnya, kita harus tau bahwa memandang wajah wanita bagi laki-laki dan wajah laki-laki bagi wanita adalah haram hukumnya, karena itu semua datang melahirkan fitnah, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam katakan kepada Ali bin Abi Thalib,
يا علِيُّ، لاتُتْبِعِ النَّظْرةَ النَّظْرةَ؛ فإنَّ لكَ الأُولى، وليسَتْ لكَ الآخِرةُ.
Wahai Ali, jangan kau ikuti pandanganmu yang pertama (yang tidak sengaja) menuju pandangan yang kedua (yang sengaja), karena untukmu yang pertama (dimaafkan) tapi tidak yang kedua (berdosa).
[Abu Dawud: 2149, Tirmidzi: 2777, Ahmad: 22991]
Cukuplah ayat-ayat dan hadits-hadits ini menjadi hujjah atas kita sekaligus nasihat yang harus kita laksanakan, yakni tundukkanlah pandanganmu wahai hamba-hamba Allah, baik hamba lelaki maupun hamba wanita Allah.
Kita diciptakan dan diberikan semua nikmat ini bukan untuk berfoya-foya dan bersenang-senang di daarul mihnah ini yakni dunia, namun itu semua adalah alat untuk melakukan ketaatan, menambah iman dan takwa serta bekal untuk memperkuat ibadah dan menuntut ilmu kita, maka jangan jadikan nikmat-nikmat ini menghujat kita kelak di hari kiamat, hari dimana mulut terkunci dan semua anggota badan kita bersaksi atas amalan-amalan kita selema didunia ini.
Wallahu a'lam bisshowab.