Senin, 11 Juni 2018

Wahai Hamba Allah, Tundukkan Pandanganmu!!

Bismillah wasshalatu wassalam 'ala Rasulillah wa 'ala aalihi wa sohbihi wattabi'iin, amma ba'du.

Allah telah sempurnakan nikmatnya kepada seluruh makhluk-makhluknya, nikmat yang tiada tara, nikmat yang sangat mahal, nikmat yang jika kita gali maka akan muncul beribu-ribu hikmah dibalik nikmat-Nya jalla wa'ala, akal manusia tidak akan pernah bisa menghitung seberapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka, sehingga benarlah apa yang Allah katakan :

(وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ)

Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
[Surat Ibrahim 34]

Dalam ayat yang lain Allah berfirman :

(وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ)

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[Surat An-Nahl 18]

Diantara nikmat-nikmat Allah adalah Mata untuk melihat, Telinga untuk mendengar, Lisan untuk berbicara, Kaki untuk berjalan, Tangan untuk menyentuh dan Hati untuk berfikir.

Allah 'azza wa jalla berfirman :

(وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ)

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
[Surat Al-A'raf 179]

(وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ فِيمَا إِنْ مَكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ)

Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya.
[Surat Al-Ahqaf 26]

Namun, sungguh benar tidak sedikit manusia yang melalaikan nikmat Allah ini, tidak menggunakannya untuk hal-hal yang Allah ridhoi, bahkan sebaliknya dengan nikmat-nikmat Allah ini (diantara yang telah disebutkan diatas) mereka gunakan untuk maksiat, untuk membuatnya semakin jauh dari Allah, bahkan yang paling mengerikan adalah sampai membuat Rabb yang Maha Agung menjadi marah dan murka atasnya, karena dia diberi nikmat tapi menggunakannya untuk maksiat dan menyekutukan Allah dengan hawa nafsunya nasalullaha salaamah.

Bukankah diantara kenikmatan yang paling nikmat itu adalah penglihatan? Sehingga dengan kedua mata ini kita bisa melihat berbagai macam warna, berbagai bentuk kekuasaan Allah, keindahan ciptaan-Nya juga keelokannya. Yang dari mata ini akan timbul kesejukan dihati, ketenangan dijiwa, dan menambahkan iman yang ada di dalam dada-dada manusia.

Tapi, bagaimana jikalau mereka tidak menggunakan kedua mata ini untuk melihat hal-hal yang disebutkan tadi? Mereka menggunakan mata mereka untuk melihat maksiat, melihat aurat, melihat laki-laki ataupun wanita yang dilarang untuk dilihat? Tidakkah kita tau apa sebutan yang Rasulullah namai untuk mata yang seperti ini? Yaitu Zina Mata.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasullullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :

كُتِبَ على ابنِ آدمَ نصيبُهُ منَ الزِّنى مدرِكٌ ذلِكَ لا مَحالةَ، فالعينانِ زناهماالنَّظرُ، والأذُنانِ زناهما الاستماعُ، واللِّسانُ زناهُ الكلامُ، واليدُ زناها البَطشُ، والرِّجلُ زناها الخُطا، والقلبُ يَهْوى ويتمنَّى، ويصدِّقُ ذلِكَ الفرجُ ويُكَذِّبُهُ

Telah ditetapkan atas setiap anak Adam bagiannya masing-masing dari Zina, dan pasti akan terkena tidak mungkin tidak, Maka kedua mata zinanya adalah dengan melihat, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berbicara, kedua tangan zinanya adalah menyentuh, kedua kaki zinanya adalah melangkah, dan hati mulai berangan-angan maka kemaluan yang membenarkan tindakan dan mendustakannya.
[Bukhori : 6243, Muslim : 2657]

Kunci pintu kemaksiatan adalah Mata, maka apabila mata ini telah ditancapkan pada pintu tersebut, segala kemaksiatan akan keluar.

Tidaklah laki-laki dan wanita berzina kecuali berawal dari mata yang digunakan untuk memandang lawan jenis mereka yang bukan mahram, dari mata itu akan berlanjut ke hati yang mulai berangan-angan, setelah itu akan muncul ucapan-ucapan yang akan membawanya kepada perbuatan dan tindakan yang berujung kepada dosa besar yaitu zina.

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata:
"Kebanyakannya maksiat itu masuk kepada seorang hamba melalui empat pintu, yang keempat pintu tersebut adalah kilasan pandangan, betikan di benak hati, ucapan, dan tindakan".

Oleh karena itu kedua mata sangat diperintahkan untuk dijaga, sampai sampai Allah mengkhususkan perintah untuk menjaga keduanya didalam ayatnya :

(قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ)

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".
[Surat An-Nur 30]

Tidak hanya untuk orang-orang beriman dari lelaki saja, tapi umum termasuk orang-orang beriman dari kaum wanita, Allah katakan :

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya...
[Surat An-Nur 31]

Meskipun wajah wanita bukanlah aurat, namun bukan berarti kita dibolehkan untuk memandangnya, kita harus tau bahwa memandang wajah wanita bagi laki-laki dan wajah laki-laki bagi wanita adalah haram hukumnya, karena itu semua datang melahirkan fitnah, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam katakan kepada Ali bin Abi Thalib,

يا علِيُّ، لاتُتْبِعِ النَّظْرةَ النَّظْرةَ؛ فإنَّ لكَ الأُولى، وليسَتْ لكَ الآخِرةُ.

Wahai Ali, jangan kau ikuti pandanganmu yang pertama (yang tidak sengaja) menuju pandangan yang kedua (yang sengaja), karena untukmu yang pertama (dimaafkan) tapi tidak yang kedua (berdosa).
[Abu Dawud: 2149, Tirmidzi: 2777, Ahmad: 22991]

Cukuplah ayat-ayat dan hadits-hadits ini menjadi hujjah atas kita sekaligus nasihat yang harus kita laksanakan, yakni tundukkanlah pandanganmu wahai hamba-hamba Allah, baik hamba lelaki maupun hamba wanita Allah.

Kita diciptakan dan diberikan semua nikmat ini bukan untuk berfoya-foya dan bersenang-senang di daarul mihnah ini yakni dunia, namun itu semua adalah alat untuk melakukan ketaatan, menambah iman dan takwa serta bekal untuk memperkuat ibadah dan menuntut ilmu kita, maka jangan jadikan nikmat-nikmat ini menghujat kita kelak di hari kiamat, hari dimana mulut terkunci dan semua anggota badan kita bersaksi atas amalan-amalan kita selema didunia ini.

Wallahu a'lam bisshowab.

Selasa, 05 Juni 2018

Wahai Penuntut Ilmu, Inilah Hadiahmu

Bismillahirrahmanirrahim.

Wahai para penuntut ilmu, dimanapun kalian berada, bergembiralah, tersenyumlah dan bersyukurlah kepada Allah jalla jalaaluh, kenapa? Dan untuk apa? Mengapa kita harus demikian? Sebab, kalian adalah orang-orang pilihan Allah, orang-orang yang Allah pilihkan dan Allah kehendaki pada dirinya kebaikan, tidak kah kita merenungi huru-hara akhir zaman ini? Tidak kah kita menghitung seberapa banyak, seberapa besar makhluk-makhluk Allah di muka bumi ini? Namun dari banyaknya jumlah mereka hanya kurang dari separuhnya Allah pilihkan hamba-hamba yang akan mengabdikan diri-diri mereka hanya untuk jalan Allah, jalan yang lurus, jalan yang hanya dapat ditempuh dengan Ilmu, Qaalallah wa Qaala Rasuluh wa Qaala Salafus Sholih. Perkataan Allah, Al-Quran, perkataan Rasulullah, Al-Hadits dan perkataan para orang-orang sholih terdahulu dari kalangan para sahabat dan tabi'in dan para pengikutnya.

Ditengah-tengah hiruk-pikuk dunia, manusia disibukkan dengan segala urusan duniawi, bahkan na'udzubillah sampai ada yang rela meninggalkan shalat dan keluar dari agama Islam yang Allah ridhoi demi hanya setetes dunia yang tiada artinya bagi Allah. Dari sahabat yang mulia Sahl bin Sa'ad as-Saa'idi bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

لو كانتِ الدُّنيا تعدلُ عندَ اللهِ جناحَ بعوضةٍ ما سقى كافرًا منها شربةَ ماءٍ

"Jikalau dunia ini setara dengan sayap nyamuk saja disisi Allah, niscaya Allah tidak akan pernah memberikan setetes air pun pada orang kafir". [Shahih Tirmidzi: 2320, dishahihkan oleh Al-Albani]

Maksudnya adalah, dunia ini benar-benar tidak ada apa-apanya bagi Allah, sebab andaikata dunia ini ada apa-apanya bahkan walau hanya setara dengan sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan izinkan dan berikan orang-orang yang telah kufur kepada-Nya seteguk air, kenapa? Karena orang kafir itu tidak pantas mendapatkan apa-apa dari Allah jika dunia ini ada artinya disisi Allah meskipun sebesar sayap nyamuk. Itu artinya betapa hinanya, rendahnya dunia ini bagi Allah 'azza wajalla. Dan lihat betapa agungnya surga Allah sampai orang kafir di haramkan untuk meminum air darinya.

Itulah kenapa kami katakan kepada saudara-saudara kami penuntut ilmu untuk terus-menerus bersyukur kepada Allah, sebab kita adalah orang-orang terpilih dan terkecualikan dari para pengekor dunia ini.

PENUNTUT ILMU, KAU TERHINDAR DARI LAKNAT ALLAH

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,

ألا إنَّ الدنيا ملعونةٌملعونٌ ما فيها، إلا ذكرُ اللهِ وما والاهُ، وعالمٌ، أو متعلمٌ

"Ketahuilah bahwa dunia ini terlaknat, terlaknat seluruh apa yang ada di dalamnya, kecuali Dzikir kepada Allah, para wali-wali Allah, orang yang berilmu dan orang yang menuntut ilmu". [Sunan Tirmidzi:2322, hasan ghorib]

Dan makna laknat terbagi menjadi dua; pertama, Laknat yang berasal dari Allah maka artinya adalah jauhnya seorang hamba dari rahmat Allah. Kedua, Laknat yang berasal dari manusia artinya adalah doa keburukan dari manusia untuk orang tersebut. Dan kedua makna ini sama-sama buruk bagi seseorang yang terkena laknat tersebut kita memohon perlindungan kepada Allah dari segala macam laknat.

Itu artinya seluruh makhluk yang berkecimpung dan tenggelam dalam perkara dan urusan dunia sampai lupa akan akhirat, maka dia telah masuk kedalam golongan yang mendapatkan laknat di dunia ini, dan mereka adalah orang-orang yang jauh dari rahmat Allah 'azza wa jalla. Allah ta'ala berfirman :

(وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُونَ)

"Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): "Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik". [Al-Ahqaf : 20]

PENUNTUT ILMU, KAU ADALAH PEWARIS PARA NABI

Dari Abu Darda' radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :

و إنَّالعلماءَ ورثةُ الأنبياءِ، إنَّ الأنبياءَ لم يُورِّثوا دينارًا ولا درهمًا، إنما ورَّثوا العلمَ، فمن أخذه أخذ بحظٍّ وافرٍ

"Dan para ulama adalah para pewaris nya para Nabi, karena para Nabi tidaklah mewarisi Dinar tidak juga Dirham, namun yang mereka warisi adalah Ilmu, maka siapa saja yang mengambil warisan itu sungguh dia telah mengambil bagian yang cukup banyak". [Abu Dawud: 3641, hasan lighairih, Shahih Targhib Al-Albani: 70]

Hanya kalian lah orang-orang terpilih wahai para penuntut ilmu yang berhak mendapatkan warisan yang suci nan mulia itu.

PENUNTUT ILMU, DERAJATMU AKAN TERUS DIANGKAT OLEH ALLAH

Sudah bukan hal asing lagi dengan ayat Allah yang satu ini, firman Allah yang tidak ada dustanya, Kalamullah yang yang 1 miliar persen kebenaran, ketika Allah berfirman :

(ُيَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ)

"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". [Al-Mujadalah : 11]

PENUNTUT ILMU, KAU AKAN SELALU DIMOHONKAN AMPUNAN

Dari Anas bin Malik dan dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :

صاحِبُ العِلمِ يَستغفرُ له كلُّ شيءٍ، حتى الحوتُ في البحرِ

"Pemilik Ilmu itu akan selalu di mohonkan ampunan untuknya oleh siapapun, bahkan sampai ikan paus yang ada di dalam lautan". [Shahihil Jaami' Al-Albani : 3753, Shahih]

PENUNTUT ILMU, KAU ADALAH WASIAT RASULULLAH shalallahu 'alaihi wasallam

Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-khudri radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :

سيأتيكُم أقوامٌ يطلبونَ العِلمَ فإذا رأيتُموهم فقولوا لَهُم مَرحبا بوصيَّةِ رسولِ اللَّهِ ﷺ واقْنوهُم قلتُ للحَكَمِ ما اقْنوهُم قالَ علِّموهُم

"Akan datang kepada kalian para kaum penuntut ilmu, maka jika kalian melihat mereka ucapkan lah : "marhaban biwasiyyati rasulillah" (selamat datang kepada para wasitnya Rasulullah), dan peliharalah mereka, aku bertanya (perowi hadits,Muhammad bin Al-Harits) kepada al-hakam (bin 'abdah) apa maksudnya"peliharlah mereka?" Dia berkata: maksudnya adalah ajarilah mereka". [Shahih Ibnu Majah : 203, hasan]

Dan masih sangat banyak lagi hadiah untuk kalian wahai saudaraku penuntut ilmu, ini hanya sebagian kecil dari kabar gembira yang Allah dan Rasul-nya berikan untuk kalian, untuk itu teruslah bersemangat dan jangan menyerah juga putus asa, jangan kalian ambil perkataan perkataan orang-orang yang hatinya telah ditutupi oleh dunia ini, jadilah abnaaul akhirah (para anak-anak akhirat) dan jangan menjadi abnaaud dunyaa (para anak-anak dunia).

Wasallahu 'ala nabiyina Muhammad wa 'ala aalihi wa sohbihi wasallam.
Wallahu ta'ala a'lam bisshowab.

Sabtu, 02 Juni 2018

Apa sih, arti dibalik kata SANTRI??

Bismillahirrahmanirrahim.

Santri, satu kata yang sering kita dengar ditelinga kita ketika kita hendak membayangkan sebuah tempat yang disebut dengan Pondok Pesantren.

Kata ini menjadi sebuah panggilan khas ataupun khusus untuk seorang murid,siswa ataupun pelajar yang tinggal di lingkungan Pondok Pesantren ataupun tidak namun menimba ilmunya di Pondok Pesantren.

Yaa,seperti itulah sepenggal makna yang kebanyakan khalayak masyarakat tanah air kita ini ketahui, namun sebenarnya makna dari kata Santri itu sendiri jauh lebih dalam dari hanya sekedar pengertian yang sudah saya paparkan di atas, meskipun itu berasal dari pengertian bebas tapi seperti itulah makna yang sering terbetik dalam diri seseorang ketika dia membayangkan sebuah makna ataupun arti dari sebuah kata Santri.

Nih sobat, coba deh, kalau kita buka kamus KBBI dan mencari arti dari kata Santri, maka akan kita dapati maknanya adalah orang yang mendalami agama Islam. Wow, subhanallah ya, itupun berasal dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) loh, nah kalau kita mengambil artian dari KBBI maka bisa kita pahami bahwa kata Santri itu adalah "setiap orang yang mendalami agama Islam bagaimanapun caranya baik dia kecil ataupun besar, muda ataupun tua dan baik dia itu tinggal di Pondok Pesantren ataupun tidak".

Kata Santri itu sendiri kalau kita tarik pengertian dari bahasa Arab, maka bahasa Arabnya adalah "طالب" (Thaalibun) yakni, seseorang yang meminta/menuntut, singkatnya sebut  saja penuntut. Seringkali kata طالب ini di sandingkan dengan kata العلم (al-ilmu) artinya adalah Ilmu, sehingga menjadi satu kalimat yaitu طالب العلم (thaalibul ilmi) maka memiliki sebuah arti seorang penuntut ilmu.

Beralih menuju kata "العلم" apa sih maksud dari ilmu disini? Apakah semua yang dipelajari bisa disebut sebagai ilmu? Ataukah ada ilmu tersendiri atau khusus sehingga seseorang disebut sebagai penuntut ilmu? Jawabnya, tentunya secara umum semua yang di pelajari seseorang sehingga dia yang sebelumnya tidak tau kemudian menjadi tau maka itu disebut sebagai Ilmu, baik yang dia pelajari adalah ilmu umum ataupun agama, namun terkhusus dari itu kata al-'ilmu disini maksudnya adalah al-'uluum ad-diniyah asy-syar'iyyah yakni, Ilmu-ilmu agama yang syar'i.

Jadi, dari semua pengertian yang telah di paparkan maka kata Santri itu memiliki sebuah arti "seseorang yang mempelajari dan mendalami ilmu syariat agama Islam yang tidak dibatasi oleh umur, waktu dan tempat".

Sekian dulu ya dari tulisan pertama ini.
Wallahu a'lam bisshowaab.